Minggu, 16 Februari 2014

Seikat Rindu Untuk Nabi

Kereta melepas suara gemuruh ditengah malam
Setengah dari ruang kosong, kuisi dengan puisi sendu
Meski gurau menggelitiki kehampaan, disini aku bernyanyi
Senandung rindu padanya yang kurindukan, padanya yang kudambakan

Aku bertahan pada lugunya keaadaan,
Aku memproklamasikan sendiri kemerdekaanku dengan cinta,
Karena ternyata hanya cinta yang bersuara merdu,
Karena ternyata hanya cinta yang menyimpan rindu
Karena ternyata hanya cinta yang menolak kemunafikan

Wahai Engkau yang terus mewangi namanya disurga,
Wahai Engkau yang berjubah putih tanpa noda kesombongan,
Wahai Engkau yang bertahan pada kerendahan hati,
Wahai Engkau yang menjadi terkasih diantara kekasih,
Sambutlah lantunanku yang sumbang ini
Sambutlah jiwaku meski penuh kemunafikan
Sambutlah aku memelukMu

Wahai sang Junjungan,
Wahai sang Mulia,
Wahai sang Mutiara diantara bebatuan,
Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah padaMu wahai Nabiku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar